Senandung RASA Ketika hati dan otak mulai tak mampu lagi menampung rasa dan lisan tertahan untuk menyenandungkannya, maka tulisan mengambil alih untuk menyampaikannya. Menyenandungkan semua tentang Rasa...

Minggu, 31 Agustus 2014

The Quiet Ones

Itu judul pelem yang baru-baru ini gue tonton. The Quiet Ones.... si pendiam kalo diartiin. Tapi, sepanjang pelem, isinya banyak teriakan kok.

Pelem ini, genrenya rada Holol-holol cemana gitu deh. Tapi ga ada setannya. Ga ada hantunya. Hanya diperanin 5 bintang utama doang. Kaga ada pemeran laen. Yang pertama, si Profesor geblek yang nyaris gila karena pengen dapetin nobel. Dia keobsesi buat nyembuhin pasien vewe. Sekseh. Cakep. Bernama Jane Harper. Tapi yang dilakuin si Profesor ini, nyaris nyakitin si Jane.
Kedua, si kameraman yang didaulat oleh si Profesor geblek untuk mengabadikan setiap moment tentang si Jane. Apapun yang terjadi. Nah, si kameraman ini. Jatuh cintrong sama si Jane. (Jatuh cinta ama cewek 'sakit' coba! -_-///)
Ketiga dan keempat, cewe yang berperan sebagai dokter dan lebih dulu metong di dalam pelem ini. Dan cowo yang kebagian peran sebagai mmmm... ga jelas. Gue juga ga paham peran ni cowo apaan. Hahaha
Terakhir, si Jane Harper a.k.a si pasien eksperimen a.k.a bintang utamanya a.k.a si gadis yang diyakini gila, padahal sesungguhnya doi punya kekuatan supranatural dan di doktrin sekte sesat dari bocah!

Pelem ini, bagus kok. Gue ga bilang jelek. Cuma, gue ga minat nonton lebih dari 1x. Hahahaa... kalau pelemnya bagus banget, gue bisa nonton sampe 10x! Hohoho....

Kalau ga disimak, pasti ga bakal ngerti pelemnya. Gue aja yang nyimak, rada missed di beberapa part. Iya, nyimak sambil ngantuk. Jadi otak fungsi cuma setengah. :D

Dan, waktu gue review bareng temen gue yang kebetulan udah nonton ni pelem. Doi bilang,

Temen gue:  gue juga udah nonton kok pelemnya. Dan, gue ga paham!

Gue: masa? Gue paham kok. Otak lo ga sampe berarti.

Temen gue:  itu pelem gue kira pelem bisu tau! Tapi rupanya jantung gue nyaris copot dibuatnya! Serem! Lo inget ga waktu si Jane manggil Evey? Merinding dangdut gue!!

Gue: Evey itu yang mana ya?

Dan gue dikepret sama temen gue itu. Yee, guekan emang suka lupa kalo itu ga menarik. Dan gue baru ingat kalau si Evey ini, mmmmm nama dari si tokoh tak kasat mata yang selalu menghantui Jane. Mengikuti. Serta menyakitinya. Huwoooh... kesian banget idupnya si Jane. Ga ada hepi-hepinya dikitpun. Miris semua! Cakep-cakep eror! Gitu kata temen gue. Hahaha...

The Quiet One...
Di pelem ini, ada 1 yang gue perhatiin banget. Tentang tulusnya cinta si kameraman kepada si Jane. Asli, berapa kali ni kameraman disosorin something yang mungkin kalo cowo lain langsung girang mampus. Tapi dia ga. Yang dia mau hanya, si Jane bisa sembuh. Dan berharap mereka berdua bisa hidup bahagia. Tapi, scriptwriternya jahat. Si Jane malah metong. Metongnya aneh. Kebakaran sendiri dari dalam dirinya. Dan di kameraman, gila!. Emmm... bukan salah scriptwriternya juga sih. Ini pelem diangkat dari kisah nyata kabarnya. Kaya the conjuring gitu. Tapi kalo the conjuring, gue bener-bener ga bisa bobok. Tapi ketagihan ampe 5x nonton. Hahahahaha....

Jadi, entah pesan moral apa yang ada di pelem ini. Yang gue tangkep cuma 1 itu.

"Cinta ga mandang siapa yang dicintanya. Kalau cinta itu udah nancep. Ya jebret aja. Ga bisa dihindari. Dan cinta hanya ingin melihat yang dicinta baik-baik aja. Sakit ketika yang dicinta kesakitan. Dan berusaha untuk melakukan apapun agar yang dicinta bisa bahagia. Dengan cara yang benar."


Einca, 2014

Keramat 24!

24???

Ada apa sih sama tanggal 24?? Ada yang aneh ga?
Gue rasa sih ga ada. Tapi gue punya masalah sama manusia kelahiran tanggal 24. Masalah yang buat gue ga ada apa-apa sih, tapi bikin gue bete juga. Ya emang sih. Baru 2 orang yang punya masalah sama gue. Tapi bukan gue yang cari masalah. Dan kedua orang itu berjenis kelamin perempuan semua. Mereka lahir di tanggal bulan tahun yang sama. What universeee????? Di kehidupan sebelumnya gue punya masalah apa sih sama yang kelahiran tanggal segitu????

Nggak hanya gue yang dibetein sama mereka yang lahir di tanggal 24. Gue juga sering ketiban sial di tanggal itu. Sering banget. 22 tahun hidup gue, nyaris semua kesialan terjadi di tanggal itu. 24!!

Asli. Ni tanggal kayanya keramat banget untuk yang kelahiran tanggal 29 kaya gue. Bukan mau percaya takhayul sih, tapi ini tuh Indonesaaahh pemirsaahh.... yang percaya sama kaya begitu tu masih kenceng. Ya, orang barat sono juga banyak yang percaya gituan. Iyakan? Ga cuma di Indonesia yang banyak percaya takhayul.

Tapi gue udah gugling. Belom ada gue nemu negara ato bangsa yang angka keramatnya 24! Belom ada juga manusia yang angka keramatny 24! Halah... gue kudu cek fengshui dulu nih sama Koh Liong... beliau pedagang emas langganan Tante gue...

Emang ada hubungannya ya?
Ada dong,!!! Cek fengshui itu sama orang China kan? Ni Kokoh orang China! Asli!! Ga ada KWnya. Hahahahahaha

Gaes, kalo elo pada punya angka keramat yang sama ama gue... sini share ke gue. Biar gue ga ngerasa kesepian lagi di dunia yang fana ini... ~T_T~ *abaikan

Udah ah itu aja. Gue ga benci sama tanggal 24, soalnya tanggal 25nya gue gajian... tapi gue bete. Ni tanggal 24 sentimen amit sama gue. Awas lo! Gue bales ntar!!! *coret-coret kalender tanggal 24*



Einca, 2014


HILANG



        Terkadang, apa yang kita rencanakan tak selalu berjalan seperti apa yang kita inginkan. Kadang Tuhan tak mengijinkan rencana yang telah kita susun itu terjadi. Kadang Alam pun, ikut serta untuk mendukung keinginan Tuhan yang tentunya lebih berkuasa dibandingkan apapun yang ada di muka bumi ini. Bukan karena Tuhan tak sayang, mungkin kita yang memiliki salah hingga Tuhan tak berkenan mengijinkan rencana-rencana kita terjadi. Atau mungkin, Tuhan menyiapkan rencana lain yang lebih indah. Dan mungkin Tuhan ingin menguji seberapa hati hambanya mampu bertahan dalam setiap ujian yang ia berikan.

***

       Dinda menatap sosok wanita muda berambut pendek  yang tengah duduk di pojokan kamar bercat biru langit itu dengan nelangsa. Ia masih ingat betul saat dulu wanita itu memiliki rambut panjang yang indah. Dulu, wanita itu memiliki senyum manis dengan lesung pipi yang selalu menghiasi wajah lembutnya. Dulu, wanita itu memiliki mata yang selalu bersinar ceria. Ya, dulu Kakaknya itu selalu membuat rumah mungil yang mereka tinggali sejak kecil, hangat dan penuh tawa. Tak dingin seperti sekarang. Sekarang yang Dinda rasakan hanyalah kesunyian, sepi, sendirian dan dingin. 

       Dulu, teman-teman Dinda selalu berdecak iri setiap kali mereka bertandang kerumah gadis remaja itu. Namun kini, Dinda harus menahan hati saat teman-teman bahkan kerabat dekatnya menggunjing tentang keluarga mungilnya. 

        “Cepet sembuh, Kak,” ujar Dinda lirih sambil menghela nafas panjang,  lalu, tangan kanannya terulur untuk meraih ganggang pintu kamar Kakaknya. Pelan, Dinda menutup pintu kayu berwarna coklat itu, dan kemudian ia berbalik hendak menuju kamarnya sendiri.

       “TIDAAAAAKKKKK!!!!!!! RANUUUU!!!! MAMAAA!!!! PAPAAA!!!!” 

       Teriakan itu membuat langkah Dinda sontak terhenti. Cepat ia berbalik dan membuka pintu kamar Kakaknya. Dan matanya langsung disambut pemandangan yang membuat Dinda cepat berlari dan memeluk Kakak semata wayangnya itu.

      “Kak Dini, udah Kak. Jangan teriak-teriak lagi.” Pinta Dinda sambil berusaha keras untuk menahan air matanya yang sebenarnya sudah siap tumpah. Dipeluknya erat Kakak semata wayangnya yang masih menggigil ketakutan.

       “Ranu, Ma, Pa, kalian mau kemana? Tunguin Aku...” isaknya. Bola matanya yang berwarna coklat menatap kosong ke arah jendela kamar yang tertutup rapat. Tangan kanannya, terulur seolah ingin menggapai seseorang.

     “Mereka nggak kemana-mana, Kak. Kakak tenang ya," bujuk Dinda lembut sambil mengusap-usap punggu Kakaknya hingga tangis Dini perlahan mereda.

          Pelan, Dinda melepas pelukannya. Ditatapnya Dini yang masih menatap ke arah jendela kamar, dengan penuh kasih. Dini adalah satu-satunya saudara yang Dinda punya. Sejak kecil, kepada Dini lah Dinda selalu mengadu. Kepada Dini lah Dinda selalu meminta perlindungan.  Hati-hati Dinda membenarkan rambut Dini yang tampak berantakan menutupi sebagian wajahnya yang kini mulai tirus. Ujung jemarinya menghapus jejak tangis yang masih tersisa di wajah Kakaknya itu.

       “Kak, cepet sembuh. Dinda sekarang cuma punya Kakak. Cepet sembuh, Kak...” Dan bendungan yang coba ditahannya sejak tadi, akhirnya tumpah. Dinda terisak sambil memeluk Kakaknya erat.

***

   Malam itu, cuaca sedang tidak bersahabat. Sejak sore hujan deras disertai petir. Namun bukan itu yang membuat Dinda mondar mandir gelisah di depan pintu ruang tamu rumahnya. Waktu sudah menunjukan pukul 22.00 WIB dan kedua orang tua serta Kakaknya belum juga sampai di rumah.

 Berkali-kali Dinda mencoba menghubungi dan tak satupun dari ketiga nomor ponsel yang ia hubungi, menjawab panggilannya. Cemas mulai menguasai hatinya. Sore tadi, saat Mama, Papa dan Kakaknya berpamitan untuk mengecek gaun pengantin yang telah dipersiapkan untuk acara pernikahan Kakaknya yang sudah di depan mata, Dinda sudah merasa cemas. Selain karena cuaca yang buruk, Dinda juga mendapat firasat yang entah kenapa tak begitu bagus. Namun bukan karena itu Dinda tak ikut serta, banyak tugas kuliah yang menanti untuk segera diselesaikan. Dan kini ia menyesal, kenapa tidak memaksa untuk ikut.

           Tok, tok, tok....
     Dinda nyaris melompat saat mendengar bunyi ketukan pintu. Cepat gadis itu berlari menuju pintu dan segera membukanya. Namun yang muncul di depan pintu bukanlah tiga orang yang tengah ia tunggu. Rasa cemas Dinda, kini mulai berganti menjadi ketakutan. 

          “Po, polisi? A, ada apa, Pak?” Tanya Dinda dengan suara terbata.

          “Benar ini rumah Bapak dan Ibu Donny? Juga, saudari Dini Andari?” tanya salah satu petugas.
Dinda mengangguk sambil menelan ludah. Hatinya dipenuhi berbagai pertanyaan dan tak ada satupun pikiran baik yang melintas di otak dan hatinya.

          “Maaf, Dik, bisa Adik ikut dengan kami sebentar?” Tanya petugas itu lagi.

          Dinda terdiam sejenak. Gadis itu semakin bertambah bingung. “Ada apa ya, Pak?”

          “Nanti kami jelaskan di perjalanan. Sekarang, mari ikut kami ke Rumah Sakit terlebih dahulu.”

Dinda terbelalak kaget. “Rumah Sakit?”

    Petugas itu mengangguk dan mengucapkan beberapa kata. Cepat Dinda masuk ke dalam rumah, mengambil tas dan segera mengunci pintu rumahnya. Tak ada lagi yang ia pikirkan selain berdoa. Berharap kalau yang ia pikirkan saat ini, salah. Berharap Tuhan berkenan mendengar doa-doanya. Dan berharap semuanya baik-baik saja. 

***

      “Kecelakaan itu terjadi tepat di depan Butik Venisa. Tiga korban tak dapat diselamatkan, sementara yang satu lagi mengalami kerusakan parah pada otak. Menurut saksi mata yang melihat, korban laki-laki bernama Ranu itu, sempat mendorong keluar gadis yang kami ketahui bernama Dini. Namun, ia sendiri, juga Bapak dan Ibu Donny, tak sempat menyelamatkan diri mereka. Mobil yang mereka tumpangi, meledak."

        Dinda terpaku menatap tiga jasad bertutupkan kain putih yang sekarang ada di hadapannya. Otaknya yang biasanya cerdas, mendadak lumpuh dan kesulitan mencerna penjelasan dari petugas kepolisian. 

      Perlahan, Dinda melangkah mendekati jasad yang berada persis di tengah. Dengan tangan gemetar, Dinda memberanikan diri untuk membuka kain putih yang menutupi jasad itu. Seiring dengan terbukanya kain putih itu, saat itu juga Dinda merasa dunianya runtuh. 

         “Mama...” Isak Dinda tertahan. Dinda tahu yang dihadapannya itu, pasti Mamanya. Walaupun jasad itu nyaris tak bisa dikenali lagi. Kedua lututnya terasa lemas. Dan, Dinda tak lagi mengingat apa-apa selain gelap.

***

Hilang....

         Dinda bersimpuh di antara pusara Papa dan Mamanya. Kedua tangannya masing-masing berada di atas pusara dan memainkan taburan bunga yang masih segar. 

Hilang....

         Dinda ingat saat Mama dan Papanya memeluknya erat sebelum mereka pergi sore itu. Dinda ingat pesan terakhir dan kecupan penuh kasih dari Papanya sore itu. Dinda ingat bagaimana raut wajah Mama saat berkata “Selamat tinggal”, sore itu. Dan Dinda ingat senyum manis Kak Ranu yang sempat menghadiahinya sepaket Teddy  Bear mungil yang lucu. Dinda juga ingat saat Kak Dini memeluknya dan mencubit hidungnya pelan. Namun sekarang, Dinda benar-benar sendirian. Dinda tak pernah menyangka kalau kata “selamat tinggal” dari Mama dan Papanya adalah kata terakhir yang ia dengar. Dinda tak pernah tahu kalau hadiah boneka dari Ranu, adalah hadiah terkahir yang diterimanya.

Hilang....

     Tuhan mengambil orang-orang yang disayanginya. Walaupun Tuhan masih menyisahkan Kakaknya, namun Tuhan mengambil jiwanya. Dini sama sekali tak mengingat apapun selain Mama, Papa dan Ranu. Dini tak bisa merespon apapun, selain diam dan terkadang berteriak histeris sendiri. Dini bahkan tak lagi mengenali Dinda.

***

        Dinda tersentak dari tidurnya. Tidurnya kembali dihantui mimpi. Sejak kedua orang tuanya tiada, sejak Dini tak mampu lagi merespon apapun, sejak itu juga, Dinda selalu dihantui mimpi buruk. Namun kali ini, mimpi itu sedikit berbeda. Ada  wajah Dini di dalam mimpinya. Bukan wajah tirus dan sayu seperti satu tahun terakhir ini. Namun wajah manis, seperti yang terakhir kali Dinda ingat. 
 
         Cepat Dinda bangkit dari tidurnya, dan bergegas berlari menuju kamar Dini. Hatinya kembali dipenuhi rasa yang sama seperti satu tahun yang lalu. Dan kembali, Dinda melantunkan doa-doa yang sama seperti saat dulu ia berdoa dan berharap supaya apa yang ia pikirkan, salah.
Klik. Dinda menghidupkan lampu kamar Dini saat ia sudah berada di dalam kamar. Dinda langsung menghela nafas lega saat dilihatnya Dini yang tengah tertidur tenang di atas ranjang. Namun sesaat kemudian kelegaan Dinda berubah menjadi kekhawatiran. Tak biasanya Dini tidur tenang dan di atas Ranjang. Dinda selalu mendapati Kakaknya ini tidur dengan posisi duduk sambil memeluk kedua kakinya, di sudut ranjang.

      Segera Dinda menghampiri Dini. Pelan, Dinda menggoncang-goncang bahu Dini. Berharap Kakaknya itu segera terbangun. Namun, Dini tetap bergeming. Tubuh Kakaknya itu tak merespon apapun. Cemas, Dini segera berlari ke kamarnya dan mencari ponselnya. Lalu, sambil berlari kembali menuju kamar Dini, sambil menekan-nekan ponselnya. Sesaat kemudian, ponsel itu sudah tertempel di telinganya. Dan Dinda langsung berkata dengan suara terbata dan ketakutan.
          
         "Ha, halo. Dokter Nina? Dok, Kak Dini...."
***

Hilang....

       Seakan dejavu. Dinda kembali berada di tempat yang sama seperti setahun yang lalu. Tempat dimana ia harus menaburkan banyak bunga. Tempat dimana, satu tahun belakangan ini, ia habiskan jika ia merindukan kedua orang tuanya, juga Ranu. Kini, tempat itu manjadi tempat yang sama jika ia merindukan Kakaknya nanti. 

Hilang....
        
        "Kakak bahagia? Ketemu Mama sama Papa, belum? Ketemu Kak Ranu, belum? Sampaikan salam Dinda untuk mereka semua ya. Dinda sayang kalian semua...."

***

Walaupun saat ini Tuhan mengambil seluruh bahagiamu....
Walaupun saat ini, semua bahagiamu hilang...
Bersabar dan percayalah, suatu saat nanti Tuhan akan mengganti bahagiamu dan menghadirkan kembali apa yang telah hilang dari hidupmu...
Jika bahagia untukmu tak juga datang, mungkin saat ini Tuhan tengah memberi bahagia untuk yang hilang dari hidupmu....




Einca, 2014

Rabu, 13 Agustus 2014

Cinta Dalam Hati

Mengagumi tanpa dicintai
Mencintai tanpa dicintai kembali
Memendam rasa tanpa mendapat balas...
Merasa tanpa meminta rasa kembali...

Adakalanya sebuah kekaguman tak mendapatkan cinta dari yang dikagumi...
Adakalanya mencintai itu tidak mendapatkan balasan yang sama...

Mencintai tanpa dicintai itu.... seperti ketika menginginkan sesuatu tapi tak bisa mendapatkan hal itu. Sedih... sakit... tapi terkadang, ketika rasa itu benar-benar ada dan tulus, yang diinginkannya hanyalah melihat yang dicinta bahagia.
Melihat yang dicinta selalu tertawa.
Melihat yang dicinta, mendapatkan seseorang yang layak untuk bersama dia yang tercinta...

Memendam rasa untuk waktu yang lama, menunggu hatinya untuk bisa memiliki rasa yang sama. Terkadang, cinta itu membuat seseorang menjadi sedikit bodoh. Menunggu. Selalu ada untuknya. Tanpa mengharap balas yang sama..

Iya, bohong memang kalau ada yang bilang "cinta itu tak harus memiliki"... tapi cinta itu ga egois. Cinta hanya menginginkan dia yang dicinta bisa bahagia. Walaupun itu harus bersama dengan yang lain.

Cinta itu tau dimana tempatnya seharusnya. Jika memang untuk saat ini cinta itu tak mendapat balas yang sama, mungkin suatu saat nanti. Karena cinta tak akan membiarkan rasa itu tumbuh untuk sendirian. Cinta tau kemana jalannya. Jika memang sekarang cinta itu hanya berada disatu sisi, mungkin sisi yang lainnya sedang berjalan ke arah yang sama, jika tidak, cinta itu akan mengikhlaskan dan menemukan jalannya yang lain.

Hei kamu! Yang tercinta! Yang ada di hati! Yang telah dipilih oleh hati ini tanpa disadari.... tersenyumlah! Bahagia ini, ada bersama tawa dan senyummu...bahagia ini ada lewat ceriamu... bahagia ini ada bersama setiap celoteh riangmu...
Rasa ini ada saat ini dan mungkin sampai nanti... ketika dirimu sudah bertemu dengan cahaya abadimu, selamat tinggal baru akan aku ucapkan...




Einca, 2014

Selasa, 12 Agustus 2014

Perjalanan Mencari "Mete"


Nah, nah....
Apaan sih mete? Ni gue jelasin.... Mete itu sama dengan kekasih hati. Iya, itu bahasa daerah gue. Hahahaha...

Jadi, baru-baru ini ada yang curhat sama gue. Udah adek sih nganggepnya. Doi ini udah jomblo sekian taun. Mmmm, gue bilang sekian aja, soalny kalau disebutin banget total tahunnya, takutnya doi ngamuk. Hahaha...

Dia ini, baru aja jadian dengan si cewe, seminggu lalu kalau gue ga salah. Iya seminggu doang. Yeayeayeay.... bener-bener singkat. Waktu gue chat, dia curhat.

Dia : gue udah putus mbak...

Gue: what? Kenapa? Cewe lo bikin rusuh?

Dia:  ga sih, tapi ga cocok aja mbak....

Gue ketawa. Bener-bener ketawa. Kenapa gitu? Bukannya gue ngetawain penderitaan adek gue ya.. tapi, gue ketawa sama ceritanya dan kisahnya. Asli, gue masih inget banget waktu beberapa bulan lalu gue mempublikasikan bahwa gue jomblo, dan kami sepakat untuk mencari orang yang benar-benar pas. Bukan sembarangan. Percakapannya itu kaya gini,

Dia: Mbak kalau mau ngjomblo rada lama aja mbak. Biar bsa ngalahin rekor jomblo gue

Gue:  gue ntar pacaran lagi kalau gue dapet hidayah buat merid... lagian gue jomblo terhormat, jomblo karena ga mau bukan karena ga laku!!

Dia: sip mbak! Kepalang jomblo, ntar cari yang bener-bener manteb!

Nah, tau-tau, lebaran kemaren, adek gue ini udah punya gebetan aja. Ya jelas aja itu berita heboh dan spektakuler. Ngalahin beritanya SOSIS! Hahaha.... Tapi sekarang, kisah cinta yang menggetarkan dunia pertemanan itu, harus kandas di tengah jalan. Bukan karena dia sudah tak cantik lagi, tapi karena keadaan tak memungkinkan lagi. Hiyaaaaaahhhh.....

Dan kemaren malem, diakhir ceritanya dia bilang, "itulah Mbak, perjalanan gue dalam mencari mete. Ya, anggep aja ngisi kekosongan pas lebaran kemaren. Bukan masalah hati udah ga cinta, tapi masalah keadaan yang memaksa untuk tak bisa lagi bersama."

Wueeedeeehhhh!!!!!
Putus cinta membuat adek gue ini jadi rada waras otaknya. Biasanya ga berea mulu..
Memang, perjalanan dalam mencari kekasih hati yang tercinta di tengah dunia yang fana ini, tak semudah mencari kerikil yang bisa dengan mudah di dapat di sepanjang jalanan. Susaahhh Braaiii!!!!!!
Ga cocok, kepaksa kudu dilepas. Kalau dipertahanin, bikin hati sama otak capek.
Mencari pasangan, memang bukan sekedar masalah cocok-cocokan. Lo pikir nyari baju di pasar?!
Hanya saja, ga semua orang mampu saling melengkapi di tengah-tengah ketidak cocokan itu. Padahal, kalau disadari, ketidak cocokan itu, adalah bumbu paling menarik dalam setiap hubungan. Kalau apa-apa cocok. Hubungannya ga akan punya warna. Monoton. Item putih doang. Ato abu-abu aja. Kan ga asik. Iya ga sih? Apa menurut gue doang nih??

Senin, 11 Agustus 2014

Taaruf = Perjodohan

Baru-baru ada temen gue yang ditaarufin.. juga ada ponakannya temen gue yang katanya dijodohin... mmmm ditaarufin sama dijodohin itu sama ga sih?
Mmmm.... kalau menurut gugle nih, taaruf itu adalah proses perkenalan antara pihak pertama dan pihak kedua dengan sebelumnya berkenalan melalui perantara dan didampingin pihak ketiga. Pihak pertama ini ya bisa si cowo atay cewe, gitu juga pihak kedua. Perantara ini, bisa temen, sohib, tante, nenek, om, kakek, siapapun yang kenal baik dengan pihak pertama dan kedua itu. Sementara pihak ketiganya ya keluarga dari masing-masing yang jadi saksi pertemuan. Hahahahaha...
Kalau dijodohkan, itu adalah seseorang yang udaj fix, dicariin oleh orang tua, kerabat atau siapapun yang dipercaya.

Sama ga sih taaruf dengan dijodohkan ini?

Buat gue pribadi, nyaris sama. Taaruf tuh kalau jaman sekarang bisa jadi semacam ajang perjodohan yang diatur keluarga secara halus. Katanya sih cuma taarufan. Cuma kenalan. Tapi ketika calonnya nongol, si cewe/cowo bakal kebingungan buat nolak. Kenapa begitu? Karena, yang datang taaruf itu bisa aja anaknya kolega bokap, sohib baeknya abang atau mbak, anaknya sohib bonyok. Nah loh. Kalau kaya gini, taaruf jadi ajang perjodohan.

Kaya kasus temen gue sama ponakannya temen gue. Mereka udah sama-sama punya pilihan hati sendiri. Tapi mau nolak ya bingung. Yang satu pilihan hatinya ga disukain sama abangnya, yang satu lagi pilihan hatinya ga bisa tegas. Uwooowww.... kalau udah gini, si cewe jadi nelangsa.
Aku kudu piye?
Aku harus opo?
kemaren-kemaren aku rapopo.... tapi suwi-suwi aku ra sanggup lagi!!!!!!!
Eh. Oke, gue kebablasan. Hahahaha....

Buat yang cewe-cewe.... gais, ketika ada orang yang datang ke elo dengan judul taaruf. Kalau emang lo udah punya pilihan sendiri. Lo bilang. Selagi pilihan hati lo itu jelas keberadaannya. Jangan sampai terjebak dalam sebuah hubungan yang ga didasari sama hati. Sakit. Nyesek. Mual. Pusing. Ga enak pokoknya. Dan juga, itu ga hanya menyakiti diri lo sendiri, tapi pilihan hati lo yang mana tau kebetulan punya rasa yang sama kaya lo. Sakit banget itu. Nyeeesss!!!! Nyeeeeppp!!! Aaaaaaaaaakkkkkkkk!!!!!!!

Buat yang cowo, kalau lo pada diajak bonyok, kerabat, keluarga dekat, siapapun itu, buat taarufan. Ketika lo jatuh suka pada pandangan pertama dengan si dia yang ditaarufin, lo kudu nanya dulu ke si dia ini. Jangan sampai si dia terpaksa nikah sama lo. Apapun yang dipaksa tu, hasilnya ga yoi. Ga mantep. Ga joooss!!! Lo dapet badan doang, ga hati. Mana jalan rumah tangganya.

Iya, di Islam ga ada istilah pacaran. Tapi tetep, menikah itu untuk sekali seumur hidup. Bagus kalau nanti setelah nikah bisa mupuk cinta dengan baik tanpa mengingat sang pilihan hati yang terpaksa ditinggalkan. Tapi kalau masih ingat? Sakitnya dobel. Dosanya dobel juga. Uwoooooowww....
Menikah itu, butuh kecocokan. Paling enggak ketika ngeliat. Nyes! Langsung jebret. Nancep. Jaman dulu sama jaman sekarang beda. Kalau jaman dulu, pasrah sama keadaan. Jaman sekarang ga. Jaman dulu cewe cuma diam nunggu pilihan dari keluarga. Jaman sekarang, cewe ni udah kena masa emansipasi.... jadi, ya para ladies ini merata udah punya tambatan hati sendiri.

Ya yang paling aman sih. Klau memang keluarga lo termasuk keluarga yang melarang keras pacaran sebelum nikah dan udah terindikasi bakal akan adanya taaruf atau perjodohan versi halus, ya ga usah macem-macem buat suka sama seseorang. Jangan sampai nyakitin diri lo juga orang itu. Karena ga selamanya orang yang ditinggal nikah oleh kekasih yang tercinta tu, bisa survive hidupnya. Banyak juga yang gila.

Rabu, 06 Agustus 2014

The Lingkingswear....

"Janji kelingking ya. Apapun yang terjadi. Kita ga boleh lagi inget yang dulu-dulu lagi. Kalaupun mau inget, cukup senggol aja, ga boleh dibahas lebih mendalam. Kalau ada yang galau, kudu ngasih es krim sama coklat satu."

Yeaaahhh.... thats our lingkingswear.. hahahaha.... gitu deh janjinya. Gue sempet ngelanggar 3x. Dia, hmm... gue lupa. Tapi ada. Jadi ceritanya gue udah utang 3 es krim sama coklat nih? BAGoooosssssss!!!!!!

Terima kasih untuk ada...
Terima kasih untuk percaya...
Terima kasih untuk menjadi Abang, Oppa, teman, juga sahabat.
Terima kasih karena ga kemana-mana.

ELo emang ga sempurna, gue juga, tapi kita ada untuk berbagi tawa. Saling melengkapi. Gandengan tangan untuk apapun masalah yang ada. Saling menasehati bukan saling mendikte. Saling mendukung, bukan menjatuhkan.

Thats a great relationship... hahahaha
Semoga bakal tetep ada. Jadi apapun itu, persahabatan ini tetap ada.


Terima kasih udah banyak ngajarin...
Terima kasih untuk semua nasehat...
Terima kasih untuk pegangannya yang luar biasa...

Elo emang mmmmm...... si Ndut yang kece badai tralala membelah katulistiwa.. hahaha

Cepet pulang. Biar bisa maen bareng..

And last...
Gue percaya, keajaiban itu memang ada. Lewat jalan yang ga terduga keajaiban itu datang. Bukan gue yg memanggil. Tapi ia yang datang. Bukan gue yang nahan, tapi ia yang bertahan. Terima kasih.....

Einca, 2014

Ko Ping Ho

Huhaaahuhaaaaaa........

Gue punya temen baru. Huum. Temen gilanya si Ndut. Yang ngajak gue ribut setiap hari. Dan tau-tau menobatkan diri jadi Abang gue. Hahahaha....
Ya udin deh. Gue seneng-seneng aja punya temen baru. Abang baru. Apapun. Hahaha...

Nah, lewat dia, untuk pertama kalinya gue tau ada novelis indonesia jaman baheula bernama Ko Ping Ho! Iyee, kabarnya blasteran Tionghoa. Gini ni obrolannya...

Dia: Lo suka buku apa? Yang paling favorit deh...

Gue:  Dand Brown. Gue kepo sama semua keaslian dari isi buku ituuu....

Dia: gue sukanya, sama Ko Ping Ho.


Gue diem. Mikir. Siape tuh Ko Ping Ho? Sodaranya Sung Go Kong? Apa sepupu? Kok gue baru denger?

Gue: bukunya apaan?

Dia:  Pendekar Sakti


Uwaaaaaaaattt?????
Hahahaha... asli gue ngakak. Apaan sih? Buku apaan itu? Sebangsanya Wiro Sableng kali ya?? Hahahaha
Dan gue gugling!

Yeah. Bagooooossss... abang macam apa yang ngajarin adeknya sesat lewat buku? Gue masih belia. Dan ditunjukin buku begituu.  Ya udin. Gue ngadu deh sama sohib gue... dan, dia cuma ketawa ngakak. Hiyaaahhh... bete!!

Lo pada, tau ga buku-bukunya ko ping ho? Tau sama judul yang gue sebut tadi? Kalau tau. Share dong di sini. Apa gue doang yang otakny mendadak kusut karena tu buku? Hahaha....


Gue suka buku klasik. Tapi bukan yang gitu juga sih. Bagus sih, tapi...... bukan bacaan buat anak belia kaya gue. Gue masih terlalu imut untuk baca tuh buku. Akakakakakakak....

Bagi yang ga tau, ini nih penampakan bukunya
Keren kan judulnyaaaa...  hahahahahah... Asmaraman meeeennn!!!!



Einca, 2014

Melepas Kenangan

AAAAAAAaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkk!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
gsuskdsjzgskslslsnzhggzhzzjshshsh!!!!!!!!!!!

Huaahhh....!!!
Apa sih?!!

Sori deh, gue lagi pengen tereak.... kenceng-kenceng. Berhubung ga mungkin tereak di rumah, ya udah gue tereak disini aja ya. Ga papa kan? Ga papa dong.... kan blog gue. Hahahahha....

Huah... pernah ga ngerasa kaya lagi di bawah banget. Berasa semua numpuk tumplek blek jadi satu di atas pundak lo? Sakit. Sesek. Sempit. Semua rasa deh. Kecuali bahagia. Hahahaha... ga enak banget rasanya tuh. Otak kusut semua kusut. Bawaan lemes. Semangat ilang entah kemana.

Kemaren, gue lagi ngerasa gitu. Berasa kaya kejepit di dalam peti mati. Sumpek banget. Becanda juga kadang garing. Jadi sensian gue. Gitu kata sohib gue. Hahaha... mata gue juga burem ngeliatin realisasi anggaran sebanyak gambreng! Omaigaaaaddd!! Apaan sih ini!!!

Untungnya, gue ga sendiri. Ada Abang baru gue... ada sohib gue... ada temen-temen gue... juga bonyok gue. Gue punya malaikat penjaga yang ngasih nasehat super banget ketika gue berasa mau mampus... beliau bilang...

"Ketika semuanya numpuk dan berasa jadi seperti monster yang selalu ngebayangin. Lepasin. Ngamuk juga ga apa-apa, pokoknya lepasin. Kalau ada yang ditahan selama ini, juga lepasin aja. Tapi hanya untuk malam ini. Besok-besok ga ada lagi. Karena, hidup itu berjalan. Dia ga diam nunggu Ayuk disini. Jangan buang air mata tu dengan sia-sia."

Yeah.... you are my lucky charm my lovely best guy in the world. yang udah jagain gue dari orok ampe gede.... hihihihi... peluk cium... :*

so, gais....

Hidup itu berjalan. Waktu itu berputar. Bahagia itu, kita yang nyari dan kita yang ngejar. Masa lalu emang ga bisa dibuang. Tapi bisa dilepaskan. Ga apa-apa sesekali diingat tapi bukan untuk dikenang. Karena ga semua kenangan masa lalu itu boleh untuk dikenang sampe nangis bombay 10 hari. Kesian amat.... waktu lo kebuang sia-sia.

Melepas kenangan itu emang berat. Kalau ga sanggup, bisa-bisa nanti kita bakal jadi penghuni itu tu hotel yang rame mulu... banyak orang jerit-jerit ga jelas. Hahahaha.... tapi, kalau kita sadar. Allah udah menganugrahkan kita sebuah hati yang kuat. Tinggal gimana kita lebih menguatkannya lagi. Jadi, yang sakit-sakit itu, bisa dinetralisir. Kan fungsi hati tu buat menetralisir calon-calon penyakit.. hahahaha... apalagi, ketika lo dikelilingi oleh orang-orang hebat yang siap sedia megang tangan lo secara serentak. Nah tuh. Kurang apa coba. Jadi ngapain mesti kekurung dalam kotak kenangan masa lalu yang menyakitkan dan bikin sesak. Rugi!

Yeayeayeayeay!!!!!
Feel free bingiitttttt......!!! Daaannnn....... Nduuuttt, gue ga akan ngutang coklat sama es krim lagiiii!!! Bakal gue tepatin lingkingswearnyaa.... hahahaha



Einca, 2014

Senin, 04 Agustus 2014

Sirat Keabadian Edelweis



Edelweis....
Bunga yang katanya bunga abadi...
Bunga yang katanya kalau dipetik, disimpan dan diberikan kepada orang yang dicinta , maka cintanya akan abadi...

Katanya.....

Edelweis....
Bentuknya memang tak seindah mawar ataupun anggrek. Malah hanya seperti kapas. Dengan warna putih yang mendominasi. Tak berbau.
Tapi, coba berdiri di antara rerimbunan edelweis itu. Entah sihir apa. Semua masalah yang ada di dalam kepala seolah menguap bersama hembusan angin yang menggoyangkan bunga-bunga itu...

Edelweis....
Mungkin memang cocok disebut bunga abadi. Bunga ini tak mudah layu walaupun sudah dipetik. Dari dulu sampai sekarang, kalau di dongeng-dongeng keabadian itu susah untuk didapat. Edelweis yang hanya tumbuh di dataran pegunungan. Perlu usaha yang keras untuk mendapatkan bunga-bunga itu. makin indah bunganya, makin sulit tempat untuk mendapatkannya. Perlu mendaki jalan setapak yang terjal. Melewati semak belukar. Beruntung kalau kita ga ketemu sama binatang buas.

Edelweis.... bunga abadi...
Bukan tentang dongeng dan mitos yang ada di balik predikat yang disandang oleh bunga ini....
Tapi tentang bagaimana cara keabadian itu diperoleh.
Bukan tentang kalau kita memberi bunga ini kepada yang tercinta maka cinta itu akan menjadi abadi. Tapi tentang bagaimana kita menjaga keabadian yang tersirat dari bunga-bunga yang sulit di dapat itu.
Bukan tentang abadi secara harfiah... tapi tentang abadi yang tersirat dari kata yang tersurat. Tentang usaha untuk mendapatkannya... tentang usaha untuk memetiknya... tentang usaha untuk mempertahankannya... dan tentang usaha untuk menjaganya.
Bukan tentang keabadian cinta yang akan didapat jika memetik dan memberikan bunga ini kepada yang tercinta.
Tapi tentang bagaimana, kita menghargai keindahan dalam keabadian edelweis. Lewat itu, kita bisa merasakan sebuah makna cinta yang abadi dengan sempurna..


Einca, 2014

Minggu, 03 Agustus 2014

Gak Suka? JEBRET AJA!!!

Iye... judulnya frontal. Ahahahahaha.....

Jujur ama gue, banyakkan dari kalian yang kalau ga suka sama orang, kalian pendem. Simpen sendiri. Atau ngomel-ngomel nonjokin boneka. Atau ngomel-ngomel ke orang rumah. Atau ngomel-ngomel ke temen. Atau yang paling ekstrim nonjok-nonjok tembok sambil nulis nama orang yang ga disuka di buku, terus dicoret-coret. Uwooooowwww..... ga sekalian pake boneka voodo aja tuh. Tusuk-tusukin pake paku. Nah, tuh lebih manteb!!!! Huahahahahahaaha

Holol ih..

Gini, hukum ga suka sama suka tu, sama. Keduanya berbanding lurus. Kebanyakan orang, lebih suka mendem rasa sukanya dengan berbagai alasan. Gitu juga sama yang ga suka. Banyak yang pilih diem atau ngomel-ngomel sendiri aja dari pada jebretin langsung ke depan orang yang ga disuka. Klo jaman dulu yang dilakuin ya hal-hal ekstrim kaya yang gue bilang di atas tadi, jaman sekarang, di era yang serba modern dan medsos bertebaran dimana-mana, ya ngomelnya lewat medsos. Dengan dalih itu adalah masalah temennya. Yeah great!!!

Lo kira yang liat TL sama status-status lo itu, orang bego semua? Ga keleeuusss.... plis ya, plis. Apapun masalah lo. Ga usah sih diomongin di tempat umum. Kenapa? Biar ada yang perhatiin? Euuuww.... kalem laaahhh.... ga perlu tereak-tereak kaya gitu biar orang tau jerit hati lo. Giliran ditanya, ntar jawabnya 'gue ga apa-apa. Gue baik-baik aja. Dan itu bukan gue kok.' Nah kan??!! See? Jadi maunya apa?

Buat cewe, ataupun cowo. Kalau lo pada ga suka sama orang. Lo cari tu orang, lo jebretin langsung depan mukanya. Kalau emang tu orang punya salah, biar dia nyadar dan segera minta maaf. Kalau ga, lo yang minta maaf karena udah jebret-jebretin orang yang ga salah. Jangan dipendem aja. Lalu ketika tu orang ada, malah pura-pura baik dan ga ada apa-apa. Kapan masalahnya kelar coba.
Dan, jangan ga suka orang terlalu dalam deh. Udah gue bilang, hukum suka ama ga suka tuh berbanding lurus. Semakin lo ga suka, semakin sering lo mikirin dia.... sama kan kaya orang yang lagi jatuh suka, ya kepikirannya ke yang disuka aja terus. Lapangin hati lo pada, buat lebih ngikhlasin. Biar ga keinget terus. Mending kalau nginget yang disuka, hati berbunga-bunga. Nah kalau yang ga disuka, hati tu berasa di neraka. Nyesek. Bawaan emosi. Bawaan pengen ngamuk. Wowwww..... penyakit hati itu bro, sis. Ga baek kalo kata nenek. Hehehehehe....
Lagian, ngomong di belakang orangnya itu, jatuhnya sama kaya ngumpat. Berhubung gue bukan ustadzah, gue cuma taunya, ga baek ngumpat sodara sesama muslim. Sama kaya lo makan bangke sodara lo sendiri.

Ga suka, jebret aja!
Kalau memang dia salah, mudah-mudahan jebretan lo bisa bikin dia berubah. Kalau dia ga salah, lo kudu segera minta maaf.... oke gaiss....


Einca, 2014

Jumat, 01 Agustus 2014

Jodoh..... Hati..... Cinta......



Baru-baru ini... ada temen gue yang ditinggal nikah sama belahan hatinya. Nyesss... nyeepp. Sakitnya itu disiniiii....... *nunjuk dada dalem-dalem...

Iya, yang namanya ditinggal merit orang yang kita cinta itu, rasanya uwaaaw! Cetar-cetar membahana hingga membelah garis cakrawala! Sakit! Galau! Hati cenat cenut! Berasa dunia mau berakhir. Berasa dunia mau kiamat. Pokonya nyesek luar biasa! Oke. Gue rada lebay. Tapi emang gitu kira-kira penjabaran suasana mereka yang tengah dilanda gegana itu.

Gue pribadipun, ga akan suka kalau ditinggal merit. Mending ditinggal mati daripada harus liat dia yang tercinta bareng sama orang lain. tapi, kita kabarnya ga boleh egois. Ya kan? Ga mungkin juga harus ngerusak hubungan indah orang lain.

Gue rasa, ga cuma temen gue yang kena masalah kaya gini. Banyak banget orang lain yang ngalamin ini juga..
Gais.... ketika lo lagi patah hati. Coba putar lagu Shaden yang ini..

"Dunia belum berakhir... jika kau putuskan akuuu... masih banyak teman-temanku disini yang mencintaiku...."

atau lagunua Wali yang ini...

"Aku tak menangisimu... u..u..u.. ku masih bisa tertawa.... ha.. haa... haa... jika kau pergi jauh dariku... nenek bilang... cari yang baru...."

Aakakakakak... oke, yg trakhir itu gue rada ngarang. Lupa soalnya. Tapi gitu intinya. Ga usah galauin dia yang udah pergi memilih yang lain. hidup ga hanya berputar di dia seorang kok. Ketika dia ga bisa jadi milik lo, berarti dia bukan jodoh lo. Ikhlasin. Lepasin. Doain yabg terbaik untuk dia. Dan untuk hidup lo.

Tentang jodoh ini... Tentang hati ini.... serahin semua sama yang menguasai segalanya.. Dia ga tidur. Mungkin, sekarang hati lo, cinta lo yang hancur berantakan itu sedang berusaha ngumpul lagi, biar nanti bisa lari lagi. Hati, cinta, mereka ga buta. Mereka punya mata. Cinta tau dimana rumahnya. Cinta tau kemana nanti tempat paling pas untuk dia bernaung. Setelah cinta lo nancep ke orang itu, hati lo bakal ngerasa dan otak lo kudu mulai dipakai untuk mikir tentang dia yang baru ditancepin ama cinta lo itu.

Terkadang, saking ga terduganya dimana rumah si cinta ini. Kita ga nyadar kalau si cinta udah nancep ke seseorang. Pinter-pinter hati sama otak kalian buat rasa-rasain dan mikir. Jangan sampe cinta lo yang ketancep itu sia-sia lagi. Cinta, juga lebih sering nancep di apa yang kita butuhin. Bukan inginin. Cuma, manusia suka ga peka. Lebih mentingin apa yang diinginin dari pada apa yang dibutuhin dan itu ada di depan mata. So, gais. Ti ati sama si cinta. Tajemin lagi indera perasa lo. Jangan cuma buka mata ampe tu bola mata nyaris keluar. Tapi juga buka 'mata-mata' yang lain.

Jodoh emang ga kemana, tapi ga mungkin juga dateng sendiri tanpa usaha... cinta bisa kemana aja, tapi ga butuh usaha untuk berlabuh ke cinta lain yang dirasa manteb dan pas... hati juga ga kemana-mana, dia hanya diam dan harus kita buka dengan lebar untuk merasa. Jangan selalu ngincer yang diingin. Karena apa yang dibutuhkan itu, jauh lebih baik daripada apa yang diingin.


Einca, 2014

© Airalaks, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena