Senandung RASA Ketika hati dan otak mulai tak mampu lagi menampung rasa dan lisan tertahan untuk menyenandungkannya, maka tulisan mengambil alih untuk menyampaikannya. Menyenandungkan semua tentang Rasa...

Kamis, 10 Juli 2014

Jangan Mendikte Tuhan!!!

Terkadang, kita tidak pernah tahu kapan takdir Tuhan itu akan terjadi dan berbicara. Jangankan untuk orang lain, untuk diri sendiri sekalipun, kita juga tidak tahu seperti apa jenis takdir yang digariskan Tuhan. Entah itu penuh kebahagiaan, ataupun penuh kesedihan.

Bagi gue, atau mungkin sebagian orang yang lain.... Hidup itu cuma bisa nyanyi satu lagu aja, senandung kesedihan. Kalau bahasa kerennya tuh, ELEGI. Iyap, sedih terus. Ada aja masalah, duka dan nestapa yang datang. Gue atau mungkin sebagian lainnya yang terlahir dengan iringan senandung kesedihan, hanya beberapa saja yang sanggup mengubahnya menjadi senandung tawa.

Pernahkan, punya masalah, dikit aja. Terus ngeluh, "Duh, hidup gue kok menyedihkan banget...." Padahal itu baru kena masalah yang seupil. Gimana kalau kena masalah yang besar, berkepanjangan, sepanjang masa dan mengancam kehidupan? Seperti saudara kita yang di Palestina, misalnya. Atau negara-negara lain yang rakyatnya lebih banyak menderita daripada hepinya. Kita, yang liat doang di TV, atau Internet, atau apapun itu, pasti langsung miris dan nggak tega. mungkin ada juga yang di dalam hatinya langsung ngomong, "untung, gue nggak tinggal di Negara itu. kalau nggak, udah jadi bubur debu gue!" Nggak usah muna dengan bilang nggak. Guepun dulu sempat mikir gitu kok. Hehehe

Banyak orang, yang baru disentil masalah dikit, diSENTIL loh ya, bukan di TIMPA, langsung ngeluh. Nyalahin keadaan. Nyalahin sekitar. Malah ada yang nyalahain Tuhannya. Baru ditinggal pacar doang, ada yang udah kaya ditinggal mati Ibu/Bapaknya. Malah lebih sedihan ditinggal pergi pacar.

Hellooooww.... Plislah. Coba aja kalian semua buka mata. Buka lebar-lebar. Masalah nggak hanya itu. Jauh lebih banyak masalah lain dalam hidup yang lebih penting untuk dipikirin. Misalnya, kaya mikirin gimana kehidupan kita ke depan. Kan hidup nggak hanya saat lo lagi kena masalah itu doang. Yang di depan masih panjang. Insya Allah kalau kalian umur panjang. Amiiinnnn....
Terkadang, masalah yang datang, merupakan masalah yang sama sekali nggak kita pikir bakalan Tuhan kasih ke kita. Jangan pernah berkata, "Tuhan tuh nggak adil! Gue selalu baik-baik aja, gue selalu tabah, gue selalu sabar, tapi kenapa gue dikasih masalah terus? Salah gue apa? Dosa gue apa? Kenapa Tuhan nggak adil sama gue?" Lalu duduk menatap langit dan disorot kamera dari atas. Hahahaa...

Plislah, nggak boleh ngomong gitu. Sadar nggak? Semakin banyak masalah yang Tuhan kasih, itu tandanya semakin sayang Tuhan sama kita. Semakin banyak tangis dalam sabar dan doa yang kita lakukan, semakin Tuhan meninggikan derajat kita.

Jangan pernah mendikte Tuhan!
mau ini, mau itu, dan sebagainya. Kita hanya punya kewajiban untuk bersenandung dalam doa dan berharap Tuhan mengabulkannya.
Banyakkan contoh kasusnya yang langsung desperate berat waktu disentil cobaan. Nggak usah jauh-jauh, Gue dulu juga pernah desperate kok waktu kena masalah yang meluluhlantakkan dunia gue. Putus asa. Ngerasa Tuhan nggak adil. Lalu gue mendikte Tuhan, untuk membuat gue bahagia.  Iya, gue pernah bahagia banget. Dulu, dan itu hanya sebentar. Lalu, pufht! Semua ilang bagai ditelan bumi. Lenyap nggak berbekas. Bahagia gue hilang di depan mata.

Sadar atau nggak, selama ini kita banyak mendikte Tuhan. Meminta ini dan itu, tapi tak pernah melakukannya dengan benar dan seharusnya. Kita hanya boleh memohon, bukan meminta apalagi mendikte Tuhan.
Guepun, sekarang masih memohon. memohon untuk Tuhan memberikan gue sebentuk kebahagiaan. Mengubah elegi itu menjadi tawa. Benar-benar tawa. Bukan tawa berupa topeng. Tapi sebentuk tawa yang bisa membuat hidup tenang dan damai.
Berharap ada tangan-tangan kecil Tuhan yang Tuhan kirimkan sebagai ganti tangan-tangan kecilNya yang telah Ia ambil terlebih dahulu. Berharap tangan-tangan itu dikirimkan kepada seseorang yang Ia percaya untuk berbagi senandung kesedihan dan mampu mengubahnya menjadi senandung tawa yang indah.

Tuhan itu maha adil. Walaupun tak kasat mata, selalu ada sebentuk kebahagiaan yang Tuhan selipkan disetiap duka yang datang. Tuhan selalu memiliki kuasa untuk mengatur sebentuk kebahagiaan yang bahkan tak pernah kita duga, dari sekian banyak rintihan luka yang kita rasakan.

Berbahagialah, saat Tuhan memberikanmu cobaan, itu pertanda Tuhan benar-benar memperhatikan kita dan benar-benar sayang terhadap kita. Jangan pernah merasa iri untuk kebahagiaan yang dirasakan orang lain. Karena, Tuhan selalu menjanjikan kebahagiaan untuk umatnya yang selalu bersama dalam setiap tetes air mata yang terjatuh, saat kita menyampaikan risalah hati kita terhadapNya.



Einca, 2014

1 komentar:

  1. Intinya harus bersyukur. Dan, jangan sering melihat ke atas nanti ke sandung, kalau kata orang tua jaman dulu :)

    BalasHapus

© Airalaks, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena