Senandung RASA Ketika hati dan otak mulai tak mampu lagi menampung rasa dan lisan tertahan untuk menyenandungkannya, maka tulisan mengambil alih untuk menyampaikannya. Menyenandungkan semua tentang Rasa...

Sabtu, 12 April 2014

Senandung untuk Cahaya



Seperti menatap cermin saat aku menatapmu. Seperti melihat diri sendiri saat aku melihatmu. Sama. Benar-benar sama. Tanggal lahir yang sama, walaupun tahun lahir berbeda. Kisah lahir yang nyaris sama. Sifat yang sama. Hanya berbeda gender saja. Semua yang disuka dan tak disuka nyaris sama. 

Kamu itu seperti bayanganku, aku itu seperti bayanganmu. Dulu aku menganggapmu matahari, tapi sekarang kamu bilang kalau akulah mataharinya, sedangkan kamu adalah bulannya. Padahal matahari dan bulan itu jauh berbeda. Tapi apa yang kita miliki, yang kita rasa, yang kita lakukan,  semua nyaris sama. Walaupun tak pernah bertemu, walaupun tak pernah bersua, walaupun tak ada kata yang terucap, kita dapat saling merasa dan bahkan melakukan hal yang sama. 

Mengenal kamu, bagai mendapat setitik cahaya terang di tengah awan kegelapan yang selama ini menyelubungiku. Dengan sinar lembutmu, kamu mengulurkan seutas kabel baja  untuk menarikku. Cahayamu  membuat aku terpikat, cahayamu  membuat aku terpesona. 

Pernahkah ada di dunia ini dua orang yang hidup secara bersamaan, berpisah di lain tempat, tak mengenal satu sama lain, tapi memiliki begitu banyak persamaan. Semua nyaris sama. Ada apa dengan semesta? Siapakah kamu sebenarnya? Hadir untuk siapakah kamu?

Mencoba mencari,mencoba mengikuti alur cerita, mendengar apa yang kamu katakan, mengikuti apa yang kamu sampaikan. Berharap aku tidak tersesat dalam perjalanan menuju cahayamu. Berharap kamu benar-benar ada dan nyata bersama cahayamu.

Aku menunggu. Ada satu tanggal yang kita janjikan, yang kamu janjikan untuk datang menampakkan diri. Tanggal yang sama saat kita terlahir ke dunia  ini. Sampai tanggal itu berakhir, aku masih menunggu. Tanggal yang kulingkari dengan spidol merah, tanggal yang menjadi awal keterikatan yang sama sekali tak pernah kita rencanakan. 

Dengarlah cahaya, aku masih menanti.
Dengarlah cahaya, aku masih berharap.
Dengarlah cahaya, lantunan senandung doa untukmu yang terlahir sama.
Dengarlah cahaya, selamat ulang tahun kusampaikan dari jauh untukmu yang sampai saat ini masih tak mampu kujangkau.



Einca 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© Airalaks, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena