Senandung RASA Ketika hati dan otak mulai tak mampu lagi menampung rasa dan lisan tertahan untuk menyenandungkannya, maka tulisan mengambil alih untuk menyampaikannya. Menyenandungkan semua tentang Rasa...

Sabtu, 29 Maret 2014

Senandung "Rasa" 1 - Gelap Merasa

Sumber gambar: http://mamanbulan.blogspot.com/



Pagi ini aku terbangun dengan rasa gelisah merasuk sukma. Entah kenapa ragu itu kembali datang setelah lama berlalu. Cahaya indah yang biasa ku rasakan disetiap pagiku sekarang seakan menghilang. Ada pertentangan hebat sekarang yang berdebat di dalam dada. Tak hanya tentang kamu, tapi juga tentang aku. Tak hanya tentang keluargamu, tapi juga tentang keluargaku.
Pagi itu sebuah pertengkaran hebat terjadi. Sebuah tragedi yang kamu bilang, dapat merusak semuanya dan hanya kita berdua yang sanggup memperbaikinya, datang melanda. Ada keanehan yang terjadi yang itu sudah tak sanggup lagi diterima akal semua. Keluarga yang awalnya menerima tiba-tiba berubah arah. Seorang tua yang tak ku kenal  dihadirkan demi meluruskan semua yang ada. 

Aku tak percaya kata-kata orang tua itu. Aku mempercayaimu. Aku mempercayai kalau semua yang kamu bilang bukanlah sesuatu yang semu. Aku percaya kamu ada dan semua yang terjadi itu ada. Bukankah tak hanya aku yang menyaksikan? Tapi para tetua berkata lain. Mereka bilang kamu tak ada. Jadi yang selama ini kulihat apa? Bayangkah? 

Pertentangan itu terjadi. Bimbang itupun kembali. Dua sisi memberi keterangan yang berbeda. Haruspada siapa aku bertanya lagi? Bagai berdiri di tepi dua sisi jurang, tak ada satupun yang bisa kupilih. Aku ingin diam dan tetap mempercayai apa yang selama ini telah trejadi. Tetap mempercayai kamu. Tapi rasa yang ada di otak dan hatiku tak sanggup untuk menerimanya.

Haruskah aku pergi dulu?
Mencari apa yang memang seharusnya sejak lama kucari. Menemukan sendiri apa yang seharusnya sejak lama memang harus ku temui. Tak cukup hanya menapak pada barisan kata dan deretan bayangan yang selama ini terasa. Perlu mata yang nyata untuk dapat membuktikan semuanya. Benarkah semua ini hanya semu belaka?

Maafkan aku yang harus mengacuhkanmu untuk saat ini. Maafkan aku yang untuk pertama kalinya sejak kita bersama aku pergi meninggalkanmu. Aku perlu mencari agar semuanya pasti. Jika memang semua nyata kita pasti bisa bersama. Aku masih mempercayaimu. Aku masih mencintaimu. Namun pencarian ini perlu adanya. Aku merasa tersesat dan tak melihat cahaya apapun saat ini. Gelap yang datang sekarang bahkan lebih gelap daripada sebelum kamu hadir.

Untuk seseorang yang selalu memberikan cahayanya. Untuk seseorang yang berkata bahwa aku juga memiliki cahaya, selaksa maaf ku lantunkan untukmu.  Ini hanya sementara.... Karena terkadang perlu sendiri untuk bisa mencari cahaya di tengah gelap itu.

(to be continue....)



Einca 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© Airalaks, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena