Senandung RASA Ketika hati dan otak mulai tak mampu lagi menampung rasa dan lisan tertahan untuk menyenandungkannya, maka tulisan mengambil alih untuk menyampaikannya. Menyenandungkan semua tentang Rasa...

Minggu, 25 Januari 2015

Ditinggal? Cuekin aja!

Judulnya keren nggak? Keren dong.

Jadi gini, seusai judulnya, gue lagi pengen bahas tentang “ditinggal”.

Ditinggal, beda dengan meninggalkan. Mending jadi yang meninggalkan daripada yang ditinggal. Iya nggak? Awraiitt! Hoho.

Siapa sih yang nggak sakit kalau ditinggal. Cuma manusia sakit jiwa yang nggak sakit kalau ditinggal. Atau manusia apatis yang sebodo amat dan nggak peduli sama dunia. Tapi kalau manusia normal, pasti hatinya berdarah-darah kalau ditinggal. Pasti! Pasti banget itu!

Ditinggal banyak jenisnya. Ada yang ditinggal dalam artian yang sederhana. Ada yang ditinggal dalam artian yang nggak sederhana. Nah, biasanya yang sakit ini yang nggak sederhana ini. Kalau ditinggal dalam artian sederhana sih, bisa berupa kayak, lo ditinggal bonyok ke pasar. Simplenya gitu. Atau, lo ditinggal nenek lo cabut gigi di kiosnya Ko Liong.  Sederhana kan? Itu nggak akan bikin lo sakit.

Tapi yang mau gue bahas bukan jenis ditinggal yang itu. Yang mau gue bahas, agak berat dikit. Hoho....

Ehem! *benerin mic*

Jadi, gue punya adek ketemu gede. Baru-baru ini dia nangis bombai karena ditinggal seseorang. Seseorang yang dia anggap kakak, sahabat, pegangan dan tempat bergantung. Luar biasa banget pokoknya si kakak ini. Dia selalu kasih angin segar ke si adek ini. Segar banget. Bahkan sampai-sampai, si adek nganggep si kakak ini, manusia setengah malaikat dan setengah gorila dewa. Keren kan? Tapi itu hanya bertahan beberapa bulan aja.

Tiba-tiba, si kakak ini berubah jadi es dingin. Nggak konyol lagi. Nggak jenaka lagi. Atau tiba-tiba labil kayak abege. Kadang lucu, kadang nggak. Semenit gokil, semenit kampret. Si adek jadi galau. Puncaknya, ketika si kakak secara sepihak memutuskan untuk menjauh. Jreng! Sakitnya tuh di... *terserah lo mau nunjuk apa*

Sejuta sumpah serapah pasti berkecamuk di otak adek ini. Tapi tangis dan kejatuhan lah yang berada di deretan terdepan. Daripada misuh, doi pilih nggak tidur seharian dan nangis, seharian juga. Mungkin adek gue ini sekarang mukanya udah lebih bengep daripada orang yang habis dihajar puluhan preman.

Gue kasihan. Jelas. Gue pernah ngerasain yang dia rasaian. Beberapa waktu lalu. Tapi si adek ini, belum sekuat gue. Demi apa, gue pengen narik dia ke hutan terus ajak dia teriak kencang-kencang. Biar tangisnya hilang. Biar sesaknya ngurang. Biar sedihnya nguap bersama angin hutan yang sejuk. Heyaaah! Sayangnya gue jauh. Jadi gue cuma bisa dengerin sambil ketawa miris. Miris karena si adek juga ngalamin yang gue alamin.

Ditinggal itu nggak enak banget. Serius! Ditinggal itu bisa mematikan kalau yang ditinggal nggak kuat. Serius!

Pesan gue buat lo-lo pada yang sering seenak jidat ninggalin orang, jangan kasih angin kalau lo mau nimbulin badai. Nggak semua manusia siap dihempas badai. Nggak semua manusia kuat ditinggal dalam diam. Kalau lo-lo pada tetap lakuin itu, asli, otak lo nggak waras! Apalagi kalau orang yang lo tinggal nggak ada salah. Jangan bikin persepsi dari pihak lo semata. Pikirin pihak lain yang tersakiti. Bayangin kalau lo yang ada di posisi dia. Lo pikir enak apa ditinggal gitu aja? Udah lo sayang-sayang, lo manja-manja, tau-tau. Bam! Lo cabut kayak malaikat maut! Situ pikir situ siapa? Rangga? Yang nanti setelah bosan ngejauh, terus nongol lagi dan ngarep hubungan bisa kembali terjalin baik? Ngimpi!

Dan buat yang ditinggal. Kalau kalian ditinggal sama orang model begitu, cuekin aja! Bukan berarti gue ngharamin kalian selfie nangis. Bukan! Nangis mah nangis aja. Gue bisa paham. Tapi nggak usah lama-lama. Kalau lo nggak kuat lihat no hapenya atau namanya yang masih nongol di list chat, lo blokir aja. Buat sementara aja deh, nggak usah lama-lama. Seenggaknya sampai lo kuat. Sesudahnya, terserah lo, masih mau komunikasi atau mengenyahkan orang itu selama-lamanya dari pikiran, hati, jiwa, juga kontak WhatsApp.

Hidup ini cuma sekali, Gaes. Kasihan amat kalau dipakai untuk nangisin manusia model begitu. Mending kalau dia peduli. Ini gubris aja nggak. Jadi, kalau lo ditinggalin, cuekin aja!



Einca, 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© Airalaks, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena