Senandung RASA Ketika hati dan otak mulai tak mampu lagi menampung rasa dan lisan tertahan untuk menyenandungkannya, maka tulisan mengambil alih untuk menyampaikannya. Menyenandungkan semua tentang Rasa...

Rabu, 18 Januari 2017

KF D-2 HISTERIS! HISTERIS! HISTERIS

The moment when i saw you in my dream ....
The moment when you're gone from my life ....
The moment when you come back to me .... then go away like a wind ....

Ada tiga masa ketika aku bisa berteriak histeris seperti kerasukan setan. Dua masa terkelam dan satu masa terbaik ketika aku hidup dan bernapas.

Ketika aku melihatmu.Walaupun itu hanya sebatas mimpi, tapi cukup untuk membuatku berteriak histeris layaknya bocah lima tahun yang diberi dongeng kuntilanak sebelum tidur. Aku tidak pernah menganggap mimpi tentangmu itu indah. Itulah kenapa kubilang, memimpikanmu adalah salah satu masa terkelamku. Itu karena aku terlalu merindukanmu. Memimpikanmu membuatku menjerit setiap kali terbangun dan sadar jika kau tidaklah nyata. Memimpikanmu membuatku menangis buruk karena sadar kau memang akan selalu hanya muncul di mimpi.

Ketika aku tahu kau sudah pergi. Mimpi itu berimbas pada kenyataan, kau tahu? Saat kau hanya bisa kumimpikan, itu tandanya kau sudah pergi dari hidupku. Dan lagi, yang bisa kulakukan hanyalah menangis dan menjerit histeris, walaupun hanya dalam hati. Aku bukan tidak ingin menjerit-jerit heboh layaknya gadis remaja yang baru diajak berkencan oleh pria incaran mereka, aku ingin. Tapi terlalu sulit, karena jika sekali suara jeritanku keluar, maka aku tidak yakin akan bisa berhenti. Akan kukemanakan wajahku jika aku terus menangisi dan menjerit hidteris karena menyadari kepergianmu bukan untuk kembali padaku? Aku masih cukup punya malu untuk berdiam dan menjerit di dalam hati. Karena aku terlalu mencintaimu. Aku menjaga namamu untuk tetap dikenang sebagai seorang baik yang selalu membuatku histeris bahagia, bukan sebaliknya.

Ketika kau kembali padaku. Satu kali. Kau menepati janji. Walau aku tidak pernah lagi berharap dan meminta. Kau kembali. Dan untuk kali ini, kalu berhasil membuatku histeris bahagia sekaligus gelisah. Kau kembali, hanya beberapa hari, lalu pergi lagi. Rapalan doa-doaku musnah dan jeritanku berubah ketika kau kembali pergi seperti angin. Jika sebelumnya aku mampu menahan histeris di dalam hati, maka kali ini tidak.
Aku menjerit dan menangis untuk kepergianmu lagi. Untuk kepergianmu yang kali ini benar-benar tidak akan kembali lagi.

-Aira2017-

Izinkan aku menjerit untuk sekali lagi. Kali ini, aku menjerit histeris bukan untuk menangisi kepergianmu, tapi untuk melupakanmu. Anggap saja ini jeritan, untuk awal hari-hari berwarnaku setelah bertahun-tahun kelabu. Boleh kan? -Aira-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© Airalaks, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena